Selasa, 22 Oktober 2013

The Talking Vegetables


       Teng teng teng..., bel berbunyi tiga kali menandakan waktunya istirahat. Selena mengeluarkan kotak makannya dari tas. Hoaaahm..., siang itu Ia merasa sangat mengantuk. Setelah Ia buka kotak makanan itu, Selena mendapati dua potong pizza di dalamnya. Segera saja Ia makan pizza yang terlihat sangat menggiurkan itu. Tapi, sebelum pizza itu masuk ke dalam mulutnya, tiba-tiba saja ada suara di dekat Selena.
                “Hei! Kenapa kamu terus memakan makanan cepat saji itu! Sedangkan kamu tak pernah memakan kami, para sayur-sayuran! Bukankah kami lebih menyehatkan?” Suara itu sangat asing di telingan Selena.
               “Uh siapa itu?” Selena menengok ke sebelah kanan dan Ia mendapati sebuah brokoli tengah menatap tajam ke arahnya. Tapi tunggu dulu, sejak kapan Brokoli bisa punya mata dan mulut sehingga bisa berbicara? Apalagi Brokoli itu terus menegur Selena dengan alasan karena Selena terus memakan makanan cepat saji. Dasar “Brokoli Pemarah”!
                Selena yang masih heran dan terkejut hanya bisa diam mematung dengan terbengong-bengong menatap Brokoli aneh itu. Dan tiba-tiba saja muncul lebih banyak sayur-sayuran lainnya. Ada wortel, cabai, buncis, kubis, timun, dan masih banyak lagi. Mereka semua juga memiliki mata, hidung, dan mulut. Sayur-sayuran aneh itu terus menatap tajam ke arah Selena.
                Lalu, brokoli pemarah yang sejak tadi terus menceramahi Selena, berkata dengan lantang, “Hei, Selena! Jika kamu tidak mau memakan kami, kami tidak akan segan-segan untuk membakar rambutmu! HAHAHAHAHA.” Dibarengi juga dengan sayur-sayuran lainnya yang menggerutu dan terus mendekat ke arah Selena, “Makan kamiii... makan kamiii... .”
                Selena yang merasa ketakutan kemudian berkata, “Ampuuun ...! Aku berjanji akan memakan kalian dan tidak akan memakan makanan cepat saji lagi. Asal jangan bakar rambutku.”
                Sayur-sayuran itu terus melompat-lompat ke arah Selena dengan membawa obor serta sekop. Mereka seakan tidak menggubris perkataan Selena. Selena pun berteriak, “AAAAAAA!!!”
               “Selena! Selena! Bangun!” teriak Zave, teman sebangku Selena seraya menggoyang-goyangkan badan Selena yang telungkup di atas meja. “Hei, bangunlah! Kenapa kamu berteriak? Pasti kamu bermimpi buruk kan?”
                Selena terbangun. “Uh, apakah tadi aku bermimpi?”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar