Teng teng teng..., bel berbunyi tiga kali menandakan waktunya
istirahat. Selena mengeluarkan kotak makannya dari tas. Hoaaahm..., siang itu Ia merasa sangat mengantuk. Setelah Ia buka
kotak makanan itu, Selena mendapati dua potong pizza di dalamnya. Segera saja
Ia makan pizza yang terlihat sangat menggiurkan itu. Tapi, sebelum pizza itu
masuk ke dalam mulutnya, tiba-tiba saja ada suara di dekat Selena.
“Hei! Kenapa kamu terus memakan
makanan cepat saji itu! Sedangkan kamu tak pernah memakan kami, para
sayur-sayuran! Bukankah kami lebih menyehatkan?” Suara itu sangat asing di
telingan Selena.
“Uh siapa itu?” Selena menengok ke
sebelah kanan dan Ia mendapati sebuah brokoli tengah menatap tajam ke arahnya.
Tapi tunggu dulu, sejak kapan Brokoli bisa punya mata dan mulut sehingga bisa
berbicara? Apalagi Brokoli itu terus menegur Selena dengan alasan karena Selena
terus memakan makanan cepat saji. Dasar “Brokoli Pemarah”!
Selena yang masih heran dan
terkejut hanya bisa diam mematung dengan terbengong-bengong menatap Brokoli
aneh itu. Dan tiba-tiba saja muncul lebih banyak sayur-sayuran lainnya. Ada
wortel, cabai, buncis, kubis, timun, dan masih banyak lagi. Mereka semua juga
memiliki mata, hidung, dan mulut. Sayur-sayuran aneh itu terus menatap tajam ke
arah Selena.
Lalu, brokoli pemarah yang sejak
tadi terus menceramahi Selena, berkata dengan lantang, “Hei, Selena! Jika kamu
tidak mau memakan kami, kami tidak akan segan-segan untuk membakar rambutmu!
HAHAHAHAHA.” Dibarengi juga dengan sayur-sayuran lainnya yang menggerutu dan
terus mendekat ke arah Selena, “Makan kamiii... makan kamiii... .”
Selena yang merasa ketakutan
kemudian berkata, “Ampuuun ...! Aku berjanji akan memakan kalian dan tidak akan
memakan makanan cepat saji lagi. Asal jangan bakar rambutku.”
Sayur-sayuran itu terus
melompat-lompat ke arah Selena dengan membawa obor serta sekop. Mereka seakan
tidak menggubris perkataan Selena. Selena pun berteriak, “AAAAAAA!!!”
“Selena! Selena! Bangun!” teriak
Zave, teman sebangku Selena seraya menggoyang-goyangkan badan Selena yang
telungkup di atas meja. “Hei, bangunlah! Kenapa kamu berteriak? Pasti kamu
bermimpi buruk kan?”
Selena terbangun. “Uh, apakah
tadi aku bermimpi?”